Thursday, October 27, 2011

Bila Cik Fza Membebel : The Returns

Aku sgt kuat menahan tangis, bila dimajlis perpisahan, disaat semua org menggugurkan air mata, aku bgai membeku tanpa perasaan..hgga di cop xberperasaan. Bukan aku xrasa apa2,atau xsedih dng perpisahan tu,tp bukan senang gugurkan air mata klu hati aku x pilu sgt2...kenapa nk rasa sedih sedangkan, kita still leh contact mereka spjng masa? mcm2 gadget ada , mcm2 kemudahan..suma lengkap..apa nk nangis bagai nak rak???
Depa bukan nk pi mnapun, klu kita mmg rapat dng depa, tentu kita akan cri jln utk still contact..kan ..n cri peluang jumpa . That will be the same as we belong together kan?

Kdng2 aku pun xtahu..ati aku mcm ice berg..keras membeku..tp xbermakna xleh cair.. Kadang2 aku pun menangis, tp tangis aku bukan utk semua org melihat, kadang2 org xtahu, aku melihat n merasa lain ckit dri yg biasa, disaat melihat semua org kesedihan, aku jdi kuat utk menahan kesedihan tu, disaat org melihat sesuatu yg terasa biasa bgi mereka, aku yg terasa sedih n menangis. (apa aku melalut nie) (this is why i call this kind of entries membebel).

Sebagai cik yg ada ati ice berg, jng dekat dgn sy klu x sedia, u will karam like Titanic, i mean it. :P

Jng Mengharapkan Yg sempurna

Bahwa sebenarnya, manusia itu tidak ada yang sempurna...

Seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna merasa yakin bahwa Tuhan pasti akan memberikan
seorang perempuan yang sangat cantik dan sempurna pula untuk pasangan hidupnya.
Maka ia pun berkeliling ke seluruh pelosok untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia di sebuah desa.
Ia bertemu dengan seorang petani yang mempunyai tiga orang anak perempuan dan semuanya sangat cantik.
Lelaki tersebut menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung mana yang paling sempurna.
Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si lelaki pun setuju.

Hari pertama ia pergi dengan anak perempuan yang sulung.
Ketika pulang, ia berkata kepada si petani, "Anak sulung bapak mempunyai satu cacat kecil, iaitu telinga kirinya lebih besar dari telinga kanannya."
Hari berikutnya ia pergi dengan anak perempuan yang kedua dan ketika pulang, ia berkata,
"Anak kedua bapak juga mempunyai cacat kecil yaitu matanya agak juling."
Akhirnya, pergilah ia dengan anak perempuan yang bungsu.
Begitu pulang, ia dengan gembira mendatangi si petani, "Inilah yang saya cari. Ia benar-benar sempurna."
Lalu menikahlah si lelaki dengan anak perempuan yang bungsu. Sembilan bulan sepuluh hari kemudian si isteri melahirkan.
Dengan penuh kebahagiaan, si lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya.
Ketika si anak lahir, ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek.
Ia menemui bapak petani dan bertanya, "Kenapa bisa terjadi seperti ini, pak?
Anak bapak cantik dan saya tampan. Kenapa anak saya bisa sejelek itu?"

Si petani menjawab, "Anak bungsu mempunyai satu cacat kecil yang tidak terlihat olehmu di waktu  pertamamu dengan dia.
Waktu itu ia sudah hamil duluan..................."